Osteoporosis memang dapat menyerang siapa saja, namun perempuan dikatakan memiliki risiko lebih tinggi menderita osteoporosis ketimbang laki-laki. Menurut data “Indonesian White Paper” yang dikeluarkan oleh PEROSI, prevalensi osteoporosis pada tahun 2007 mencapai 28,8% untuk laki-laki dan 32,3% untuk perempuan.
Selain itu, satu dari dua perempuan yang berusia 50 tahun cenderung memiliki risiko osteoporosis dan patah tulang di masa mendatang – risikonya dua kali lebih besar jika dibandingkan dengan laki-laki. Sebanyak 75% kasus patah tulang pinggul juga terjadi pada perempuan.
Apa saja faktor yang menyebabkan perempuan memiliki risiko lebih besar terkena osteoporosis?
- Setelah menopause, kemungkinan perempuan mengidap osteoporosis lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena pada saat menopause, hormon estrogen yang berperan dalam perlindungan tulang semakin berkurang.
- Tulang-tulang pada perempuan lebih kecil dibandingkan dengan laki-laki, sehingga mereka rentan terkena osteoporosis.
- Perempuan yang sering mengalami gangguan menstruasi juga dapat mengalami kehilangan massa tulang.
- Menstruasi pertama kali yang terjadi pada usia terlalu dini, akan meningkatkan risiko kehilangan massa tulang di kemudian hari saat berusia 40 tahun. Usia menstruasi normal pada anak perempuan Indonesia adalah 12-14 tahun.
Karena itu, cek kepadatan tulang Anda jika Anda berusia di atas 65 tahun, atau jika Anda sudah menopause dan memiliki riwayat patah tulang.
Sumber: http://klikdokter.com/rubrikspesialis/tulang-sehat/serbaserbi-osteoporosis/studi-perempuan-lebih-rentan-terkena-osteoporosis