Mungkin
banyak dari kita yang berfikir bahwa efek dari stres itu bisa dirasakan secara
fisik melalui gejala pada tubuh seperti sakit kepala dan sakit perut. Stres
memang bisa mempengaruhi banyak aspek kesehatan termasuk fisik dan mental,
mulai dari rambut, gigi, dan kulit, dan mempengaruhi ingatan, konsentrasi, dan
hingga mempengaruhi tidur. Yang pada akhirnya menimbulkan efek nyata yang
dimanifestasikan menjadi beragam penyakit fisik seperti stroke, darah tinggi,
dan lain sebagainya. Itulah tak heran jika banyak yang bilang bahwa stres
adalah ibu dari segala penyakit. Sementara masalah stres mungkin terlihat
serius, namun menghilangkannya bisa membuat peningkatan kesehatan dan
kebahagiaan keseluruhan secara nyata.
Inilah 9 tanda stres beserta ciri-cirinya yang perlu
untuk diwaspadai
1. Insomnia
Salah satu
ciri stres adalah tetap terjaga dalam waktu lama setelah berbaring di tempat
tidur, insomnia atau tidak bisa tidur. Insomnia bisa
berasal dari berbagai sumber, salah satu yang perlu dipertimbangkan adalah
stres. Stres dapat menyebabkan sejumlah masalah yang berhubungan dengan tidur
termasuk sulit tidur, kesulitan untuk tetap tidur, dan kualitas tidur yang
buruk. Cobalah untuk mengatasi stres melalui olahraga
secara teratur, menjalankan hobi, serta berkumpul dengan orang yang
Anda cintai.
2. Mengalami kerontokan rambut dalam jumlah tak wajar
Rambut
rontok beberapa helai adalah normal, karena akan cepat diganti dengan helai
rambut yang baru. Namun, ketika Anda sedang stres baik secara fisik atau
emosional, kerontokan helai rambut yang bisa mencapai 100 atau lebih dalam
sehari, yang jika terus berlanjut tentunya bisa membuat Anda kehilangan
setengah sampai tiga perempat rambut. Dikenal sebagai Telogen effluvium,
jenis rambut rontok yang seringkali disebabkan oleh stres mungkin akan terjadi
segera. Bahkan mungkin hal ini membutuhkan waktu beberapa minggu atau bulan
setelah peristiwa stres, baru rambut akan benar-benar rontok. Untungnya,
setelah enam atau delapan bulan, jenis rambut rontok ini seringkali akan
membaik. Baca juga : Beberapa
penyebab kerontokan rambut
3. Mudah lupa
Kita semua
mungkin pernah mengalami lupa tempat dimana kita telah menaruh sesuatu, tetapi
penelitian menunjukkan bahwa semakin kita stres seringkali penyakit lupa
semakin menjadi. Tidak hanya bisa stres dalam jangka panjang, beberapa minggu
atau bulan stres sudah bisa mengganggu komunikasi antara sel-sel otak – bahkan
beberapa jam stres akut bisa mempengaruhi kemampuan otak untuk menyimpan
informasi dan membangkitkan ingatan. Banyak orang mengindikasikan bahwa sering
kelupaan memunculkan kekhawatiran tentang kepikunan atau alzheimer. Tapi
sebelum mengambil kesimpulan, ambil langkah mundur dan mempertimbangkan apakah
stres kronis dalam hidup Anda yang mungkin berperan dalam masalah memori Anda.
4. Stres mempengaruhi kesehatan gigi
Kebanyakan
dari kita mungkin sudah berberpengalaman dalam hal menjaga kesehatan gigi
seperti menyikat dan berkumur. Tapi mungkin tak banyak dari kita yang menyadari
bahwa efek stres juga dapat mempengaruhi kesehatan gigi.
Siang hari
dan bahkan saat tidur, orang yang berada dalam pengaruh stres mungkin akan
sering menggeretakkan gigi, atau menggiling bolak-balik satu sama lain dengan
kuat. Kondisi ini disebut dengan bruxism, yang tidak hanya bisa merusak gigi,
tetapi juga dapat menyebabkan masalah sendi temporomandibular – yang
menyebabkan sakit rahang dan sakit leher parah.
5. Menyebabkan masalah Kulit sensitif
Menurut American
Academy of Dermatology, perasaan dan pikiran kita benar-benar bisa
mempengaruhi penampilan luar – hal ini terutama berlaku ketika kita stres.
Salah satu tanda atau efek dari stres adalah kulit yang lebih sensitif terhadap
iritasi. Stres juga dapat memperburuk kondisi atau penyakit kulit yang
sebelumnya sudah ada, termasuk rosacea, psoriasis, jerawat, serta
dehidrasi kulit, yang memungkinkan alergen, bakteri, atau polutan bisa
memperparahnya.
6. Penyalahgunaan zat
Bagi
individu yang sedang berusaha untuk berhenti mengkonsumsi r*kok, alk*hol atau
obat-obatan, maka stres bisa menggagalkan usaha tersebut. Bahkan bagi
orang-orang yang telah lama berhentipun, stres bisa memberikan banyak
kontribusi bagi kekambuhan. Menariknya, stres tidak hanya berkontribusi terhadap
penyalahgunaan zat pada orang dewasa, tetapi mengalami stres yang parah pada
masa kanak-kanak juga dapat meningkatkan risiko untuk hal tersebut.
7. Masalah dikamar tidur
Efek stres
bisa memperpanjang waktu dikamar tidur bagi beberepa pria. Namun kebanyakan
mungkin justru akan mengalami disfungsi er*ksi(DE) secara bertahap. Namun jika
sering terjadi, maka penyebab yang mendasarinya harus diteliti. Penyebab DE
umum bisa termasuk diabetes, tekanan darah tinggi, efek samping obat tertentu,
dan stres kronis. Stres juga bisa berkontribusi pada hilangnya hasrat, baik
pada pria maupun wanita.
8. Mudah kehilangan fokus dan konsentrasi
Ternyata
stres dapat mempengaruhi seberapa baik otak kita bekerja. Secara khusus, satu
studi kecil menunjukkan bahwa mahasiswa kedokteran yang belajar untuk persiapan
ujian lebih banyak yang kesulitan untuk memfokuskan perhatian daripada orang
lain yang tidak stres. Namun untungnya, sebulan setelah periode stres ini usai,
mental kelompok ini kembali normal.
9. Menurunnya fungsi kekebalan tubuh
Stres dan
kecemasan yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan kekebalan tubuh, sehingga seseorang
menjadi rentan sakit. Hubungan antara stres dan kemampuan tubuh untuk melawan
penyakit bisa dilihat kembali ke masa kanak-kanak. Para peneliti telah
menemukan bahwa remaja yang pada masa kanak-kanaknya mengalami situasi yang
sangat menegangkan atau tekanan yang lainnya kurang mampu menangkal infeksi
tertentu bahkan bertahun-tahun kemudian. Sangat penting untuk mengendalikan
stres sebanyak dan sebisa mungkin untuk mengimbangi efek stres di masa lalu,
untuk mendorong kesehatan yang baik di masa sekarang atau mendatang.
Advertisement
Sumber: http://www.carakhasiatmanfaat.com/artikel/tanda-efek-gejala-stres.html