Para ahli
kesehatan merekomendasikan agar ibu berusaha supaya bisa memberikan ASI
eksklusive nya kepada bayinya hingga selama minimal 9 bulan semenjak kelahiran.
Dalam ASI mengandung zat-zat tertentu, yang hingga kini masih belum ada susu
formula yang bisa menirunya 100%. Banyak sekali manfaat memberikan ASI
eksklusif, diantaranya adalah memberikan daya tahan tubuh yang lebih baik,
kecukupan gizi, serta hubungan psikologis ibu dan anak yang lebih baik. Bukan
itu saja ternyata, karena menurut penelitian, memberikan ASI juga bisa
meningkatkan kecerdasan yang lebih baik pada anak dalam jangka panjang.
Para
peneliti telah menemukan bahwa semakin lama seorang ibu menyusui, maka akan
semakin cerdas anaknya di kemudian hari. Sebuah studi yang diterbitkan dalam
jurnal JAMA Pediatrics telah memberikan bukti bahwa menyusui bayi
menunjukkan kearah perkembangan kognitif yang lebih baik di kemudian hari,
namun itu tergantung kepada berapa lama bayi itu disusui.
Para
peneliti dari Hospital Boston Children mengatakan sebelumnya bahwa ASI
dapat meningkatkan otak bayi, karena mengandung asam docosahexaenoic (DHA), yang membantu perkembangan
kognitif. Mereka juga menambahkan bahwa asupan ikan yang dikonsumsi
ibu selama menyusui merupakan sumber DHA yang baik.
Para penulis
penelitian mengatakan: “Nutrisi dalam ASI, seperti asam lemak n-3 DHA, mungkin
bermanfaat bagi perkembangan otak, dan penentu utama kandungan DHA dalam ASI
adalah makanan si ibu, dan ikan laut merupakan sumber yang kaya akan DHA..
Pada saat
kehamilan, asupan ikan yang lebih banyak pada ibu (terutama ikan laut yang
tidak terkontaminasi merkuri) dikaitkan dengan hasil kognitif yang lebih baik
pada anak-anak, tetapi sejauh mana asupan ikan pada ibu selama menyusui
terhadap hubungan antara menyusui dan kognisi belum dilaporkan.
Para
peneliti menganalisa sebanyak 1.312 ibu dan anak-anak untuk mengetahui hubungan
antara durasi menyusui dan kognisi anak pada usia 3 dan 7 tahun.
Memberikan ASI kepada bayi dan kognitif
Penulis
penelitian merekomendasikan ibu sebaiknya menyusui bayinya sampai setidaknya 12
bulan, yang sebelumnya disarankan adalah 6 bulan dan 9 bulan.
Anak-anak diukur pada apakah mereka diberi ASI susu murni saja, dengan campuran, disapih, atau tidak pernah disusui. Untuk 1.224 peserta dengan usia 3, durasi rata-rata setiap menyusui, termasuk makanan campuran, adalah 6,4 bulan. Durasi rata-rata untuk menyusui hanya 2,4 bulan.
Anak-anak diukur pada apakah mereka diberi ASI susu murni saja, dengan campuran, disapih, atau tidak pernah disusui. Untuk 1.224 peserta dengan usia 3, durasi rata-rata setiap menyusui, termasuk makanan campuran, adalah 6,4 bulan. Durasi rata-rata untuk menyusui hanya 2,4 bulan.
Konsumsi
ikan oleh ibu selama menyusui juga dianalisa untuk mengetahui bagaimana hal ini
bisa mempengaruhi asosiasi pemberian makan bayi dan kognitif.
Serangkaian tes kognitif yang dilakukan, termasuk:
- Uji Peabody Picture Vocabulary pada usia 3
- Cakupan Kemampuan motorik Visual pada usia 3 dan 7 tahun.
- Test IQ Kaufman Brief dan Beragam Penilaian Memory dan Belajar pada usia 7 tahun.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dmasa menyusui yang lebih lama dikaitkan dengan
hasil nilai tes yang lebih tinggi dalam tes Peabody Picture Vocabulary pada
usia 3, dan memiliki kecerdasan yang lebih tinggi pada test IQ Kaufman Brief
pada usia 7 tahun.
Namun hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa masa menyusui yang lama tidak terkait dengan
perbaikan pada Kisaran Penilaian Luas skor Memori dan Pembelajaran.
Anak-anak
yang ibunya mendapatkan asupan ikan yang tinggi selama menyusui (lebih besar
dari atau sama dengan 2 porsi per minggu), memiliki hasil yang kuat pada
cakupan Penilaian Kemampuan motorik Visual pada usia 3 tahun, dibandingkan
dengan anak-anak dari ibu yang memiliki asupan ikan lebih rendah (kurang dari 2
porsi per minggu).
Para penulis penelitian menyimpulkan:
“Hasil
penelitian kami mendukung hubungan sebab akibat menyusui pada bayi dengan
bahasa reseptif pada usia 3 tahun, dan dengan verbal dan nonverbal IQ pada usia
sekolah.
Temuan ini
mendukung rekomendasi nasional dan internasional untuk mempromosikan pemberian
ASI eksklusif sampai usia 6 bulan dan kelanjutan menyusui setidaknya hingga
anak berusia 1 tahun.
Dr Dimitri
Christakis, dari Seattle Children ‘s Hospital Research Institute, telah menulis
sebuah editorial di JAMA Pediatrics untuk menemani studi para peneliti’,
menyerukan kepada para wanita untuk memberikan kesempatan yang lebih baik untuk
menyusui lebih lama kepada anak.
Dengan
demikian pentingnya bagi Anak, fasilitas ditempat-tempat umum atau kerja
tertentu harus menyediakan tempat menyusui untuk memberikan kesempatan bagi ibu
untuk memberikan ASInya.
Jadi, begitu
banyak manfaat dari memberikan ASI kepada Anak, terutama yang dilakukan lebih
lama. Kecerdasan adalah investasi bagi Anak dalam jangka panjang, sehingga masa
bayi yang singkat tersebut bisa dioptimalkan demi masa depan mereka.