Aktifitas Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo, nampak asap kelabu pekat. Asap membawa material vulkanik berupa abu, pasir, air, belerang serta silika terus menyembur dari kawah.
Akibatnya, sejumlah desa di lima kecamatan di Probolinggo diguyur hujan abu degan intensitas ringan hingga sedang. Lima kecamatan itu yakni Sukapura, Sumber, Lumbang, Wonomerto, Sumberasih serta Kota Probolinggo yang berjarak sekitar 50 km.
Warga di sejumlah Desa tersebut yang bercocok tanam mengeluh karena hasilnya tak lagi bisa dinikamati. Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menaruh perhatian soal ini.
Tepat kunjungan Mensos Khofifah, Jumat (25/12/2015), sebagian besar warga disekitar Bromo, melakukan panen hasil buminya berupa sayur mayur seperti kubis, sawi, bawang daun, wortel dan kentang. Melihat panen warga panen hasil bumi, Mensos menyempatkan diri untuk membantu warga Desa Ngadisari, melakukan panen kentang.
"Ternyata hasil bumi disini tidak sebagus sebelum diguyur abu vulkanik ya, hasil kentangnya kurang bagus. Kata petani disini disebebkan abu vulkanik Bromo, sehingga jadi seperti ini," kata Mensos Khofifah, saat detemui di sela-sela sedang sibuk membantu panen petani kentang.
Sementara dikatakan Darmo, salah satu petani di Desa Ngadisari, sebagian tanaman disini hasilnya tetap bagus. Tapi tanaman sayur mayur utamanya untuk kentang, kalau sudah diguyur abu vulkanik, hasilnya jelek, dan terancam tidak akan laku dipasaran.
"Bisa-bisa gagal panen mas, kalau seperti ini," keluh Darmo.
Dari data Seismograph pos pantau Gunung Bromo, gempa tremor menerus dengan amplitudo maksimal 5 sampai 31 mm, dominan 10 milimeter. Suara gemuruh terdengar dari kawah Bromo.
"Hujan abu arah timur-timur laut, material kecil mengarah kemana mana, material besar melontar sampai 5 km," kata Ahmad Subhan, kepala pos pantau Cemoro Lawang.
Melihat aktifitas Gunung Bromo, yang terus meningkat, membuat Menteri Sosial Khofifah, mengunjungi pos pantau di Cemoro Lawang, juga desa terdampak di kecamatan Sukapura.