Wayang Golek adalah sebuah tokoh pewayangan yang terbuat dari boneka kayu yang dicat sedemikian rupa. Saat ini Wayang Golek masih bisa kita temukan terutama di Jawa Barat. Wayang Golek juga merupakan seni rakyat yang sangat penting dan memiliki nilai sejarah. Wayang Golek digunakan sebagai media untuk bercerita, atau sebagai media dakwah. Beberapa cerita yang sering di sampaikan melalui pewayangan ini di antaranya adalah cerita kehidupan sejarah jawa, tentang islam, mahabharata, dan lain lain.
Wayang Golek juga membutuhkan seorang dalam untuk mengendalikan dan sebagai pembicara dalam sebuah pertunjukan Wayang Golek. Musik yang digunakan adalah gamelan dan Wayang Golek juga menggunakan sinden sebagai penyanyi latar.
Seni Budaya Wayang Golek sangat populer di Jawa Barat yang hingga saat ini masih sering dipertunjukan. Kata “Golek” sendiri memiliki dua makna, makna pertama adalah mencari dan yang kedua adalah boneka kayu. Wayang Golek juga dibagi menjadi dua macam. Yang pertama adalah Wayang Golek Papak dan yang kedua adalah Wayang Golek purwa.
Wayang Golek tidak sama dengan wayang orang. Wayang orang adalah bentuk seni yang lain yang termasuk kategori seni tari drama.
Sejarah Wayang Golek
Wayang Golek diperkirakan pertama kali diperkenalkan pada abad ke 17 dan digunakan oleh Sunan Kudus untuk menyebarkan islam di masyarakat. Pada saat itu bahasa yang digunakan adalah bahasa sunda. Cerita Wayang Golek sangat mirip dengan cerita versi wayang kulit yang juga terdapat di Jawa Timur maupun di Jawa Tengah. Beberapa cerita seperti ramayana dan mahabarata memiliki tokoh yang sama.
Pada zaman dahulu Wayang Golek juga digunakan sebagai salah satu media hiburan untuk rakyat biasanya. Wayang Golek di tampilkan di desa maupun di kampung-kampung untuk menghibur rakyat. Wayang Golek sering kita temukan terutama pada acara selamatan atau acara-acara lainnya.
Saat ini Wayang Golek nampaknya sudah mulai termakan oleh modernisasi, namun Wayang Golek tetap merupakan bagian dari sejarah bangsa indonesia. Wayang Golek saat ini banyak dijadikan sebagai cendramata atau kenang kenangan para wisatawan.
Tokoh tokoh Wayang Golek
Wayang Golek memiliki sekitar 22 tokoh yang pertama adalah Arjuna, Aswatama, Anoman, Bambang Sumantri, Bambang Kaca, Batara Bayu Batara Guru, Batara Kresna, Batara Rama, Bima, Cepot, Denawa Acung, Dawala, Denawa Cilangap Dan Denawa Huntu, Dewi Drupadi, Gatotkaca, Gareng, Nakula Sadewa, Yudistira, dan Semar Badranaya.
Pementasan Wayang Golek
Dalam pertunjukan Wayang Golek, harus memiliki lakon dan alur cerita yang biasanya diambil dari cerita rakyat serta beberapa epik yang bersumber dari mahabarata atau ramayana. Bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa sunda dan diiringi dengan gamelan sunda.
Pertunjukan ini biasanya dimanfaatkan sebagai media untuk mengajarkan agama islam tentang hakikat, filsafat, ahlak, dan beberapa propaganda serta pesan-pesan yang lainnya.
Berapa dalang Wayang Golek yang cukup terkenal pada zamannya di antaranya adalah Abeng Sunarya, Entah Tirayana, Asep Sunandar Sunarya, Cecep Supriyadi, dan masih banyak lagi.