Fakta menunjukkan bahwa kebanyakan orang menghabiskan makanan mereka dalam waktu yang cepat. Hal tersebut wajar terjadi, karena lapar yang dirasakan oleh seseorang kerap memicu munculnya hasrat dalam diri mereka untuk makan dalam porsi yang banyak dan dalam waktu yang cepat. Hal itu dilakukan untuk memenuhi keinginan yang besar dalam “mengobati” rasa lapar yang dirasakan. Namun, tahukah Kamu kalau ternyata makan cepat itu memiliki keburukan dibandingkan dengan makan secara perlahan.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sinyal yang ditangkap otak untuk mengetahui adanya makanan di dalam perut terkirim sangat lambat. Jedanya kira-kira mencapai 15 hingga 20 menit. Di sisi lain, banyak orang yang menghabiskan makanan mereka kurang dari waktu minimum yang dibutuhkan oleh sinyal (adanya makanan di perut) untuk terkirim ke otak, artinya kebanyakan orang hanya membutuhkan waktu kurang dari 15 menit untuk menghabiskan makanan yang ada di piring mereka. Nah, setelah makanan di piring telah habis, ada kemungkinan untuk menambah makanan lagi atau lanjut ke makanan penutup. Hal itu bisa terjadi, karena sesungguhnya selera makan mereka belum terpuaskan sebagai akibat dari belum sampainya sinyal makanan yang ada di perut ke otak. Yang demikian itu berpotensi untuk meningkatkan berat badan seseorang akibat dari konsumsi kalori yang banyak. Sebaliknya, jika makan secara perlahan, hal tersebut tidak terjadi, karena sinyal makanan di perut yang sampai ke otak mampu untuk memberikan persepsi kepada tubuh bahwa selera makan telas terpuaskan, sehingga tidak berselera lagi untuk makan dan telah merasa kenyang.
Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa para pria dan perempuan yang kelebihan berat badan mendapatkan lebih sedikit kalori ketika mereka makan secara perlahan ketimbang biasanya. Penelitian di Jepang yang melibatkan 1700 perempuan muda juga menunjukkan hasil yang serupa, yaitu mereka merasa kenyang lebih cepat saat makan secara perlahan, serta memasukkan lebih sedikit kalori ke dalam tubuh daripada ketika mereka makan pada kecepatan normal (seperti biasanya).
Kebiasaan makan yang cepat membuat makanan tidak hancur (secara mekanik) dengan baik, karena waktu singgahnya di mulut sangat sebentar. Makanan yang tidak hancur dengan baik membuat proses pencernaan menjadi tidak efektif. Bisa jadi makanan yang ditelan tidak semuanya berhasil terurai menjadi nutrisi-nutrisi penyusunnya, sehingga tidak semua nutrisi itu akan terserap ke dalam pembuluh darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Tidak hanya itu, makanan yang masih dalam bentuk gumpalan dapat menyebabkan terjadinya sumbatan dalam saluran pencernaan, sehingga dapat menyebabkan terjadinya gangguan pencernaan dan refluks.
Makan secara perlahan memang tidak mudah untuk dibiasakan, banyak orang yang mengakui bahwa hal itu memang pekerjaan sulit, terlebih saat perut sudah terasa sangat lapar. Meski begitu, makan secara perlahan ternyata memiliki berbagai keuntungan bagi mereka yang berhasil menjadikannya sebagai kebiasaan, terutama untuk kesehatan. Ada beberapa cara yang bisa Kamu lakukan agar bisa makan secara perlahan, seperti makan sembari mendengarkan musik, nyalakan beberapa lilin saat menyantap makanan, matikan televisi dan semua hal yang bisa menarik perhatian Kamu, serta konsentrasilah pada makanan yang Kamu santap. Semoga berhasil.