Wakil Presiden Jusuf Kalla mulai 'menyentil' Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. JK memperingatkan Ahok untuk menahan diri dan tidak asal marah.
Sadar ditegur seniornya di Partai Golkar dulu, Ahok pun bereaksi. Dia sebenarnya tidak mau hal itu terjadi. Tapi kondisi pelik dengan persiapan mepet seperti ini yang membuatnya harus bertindak.
"Saya juga enggak mau marah-marah kok. Saya cuma mau bilang, kalau memang tidak dikasih tanah kepada DKI, saya lebih senang. Lebih baik uangnya saya fokus bangun di Pegangsaan Kelapa Gading, kita mau bangun depo LRT. Dia (PPK Kemayoran) enggak kasih saya juga enggak mau rugi kok," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta, Senin (28/12/2015).
Penunjukan Kemayoran sebagai lokasi Kampung Atlet atas pilihan JK. Selepas Asian Games, bangunan bisa dialihkan sebagai rusunawa untuk merelokasi warga yang semula tinggal di kawasan kumuh sekitar Kemayoran dan Utara Jakarta. Termasuk lapangan golf yang sekarang ada bisa diubah menjadi lapangan sepakbola. Hanya saja Pusat Pengelolaan Kompleks (PPK) Kemayoran tidak memberi izin.
"Jadi kalau mau diambil alih mah gue seneng. Kalau dibilang siap, Palembang lebih siap. Yang nentukan Palembang enggak siap itu bukan saya, tapi IOC. Saya pribadi baik sama Pak Alex Nurdin, justru inginnya semua di Palembang saja," jelas pria berwajah oriental itu.
"Jakarta sudah terlalu gede, bukan urusin Asian Games. Jakarta ini mending urusin gimana enggak banjir, enggak ada sampah, normalisasi kali beresin, bangun rumah susun sebanyak mungkin, perizinan cepat, lampu-lamph dibagusin, fokus itu aja," pungkas Ahok.
Sumber: http://news.liputan6.com/read/2399379/ahok-jakarta-harusnya-urusin-banjir-bukan-asian-games