Perubahan cuaca indonesia yang eksrem telah berlangsung cukup lama. sulitnya memprediksi cuaca indonesia menyebabkan banyak kerugian diberbagai sektor, nelayan kesulitan berlayar, petani gagal panen, transportasi angkutan laut terhambat dan masih banyak lagi kerugian - kerugian akibat perubahan cuaca indonesia yang eksrem.
BMG ( Badan Meteorologi dan Geofisika ) indonesia sebagai lembaga yang mengelola dan sumber informasi mengenai perubahan cuaca indonesia sangat berperan penting dalam memberikan informasi keadaan cuaca di seluruh wilayah guna kelancaran diberbagai sektor, baik penerbangan, pelayaran, pertanian dan lain-lain.
Keterbatasan sarana teknologi dan informasi sebagai penyebab utama terhambatnya pemberitahuan dini mengenai berbagai perubahan cuaca indonesia. Misalkan saja akan terjadinya angin kencang disuatu wilayah, atau badai besar dilaut. Jika saja teknologi yang dimiliki negara kita sudah berkembang dengan baik, sarana informasi dapat dengan cepat tersebar keberbagai pelosok negri mungkin akan sedikit sekali resiko terjadinya malapetaka. Para nelayan akan dari jauh-jauh hari melaut mengumpulkan buat bekal bilamana terjadinya angin kencang, petani bercocok tanam disesuaikan dengan kondisi alam, penerbangan sudah pasti tahu sejak dini karena sarana teknologi dan informasinya sudah memadai.
Cuaca indonesia sangat mempengaruhi kondisi roda perekonomi, lihat saja pada musim kemarau banyak sekali sawah-sawah kekeringan, kebakaran hutan, ladang pada gersang. Pada musim penghujan terjadi sebaliknya.
Perubahan cuaca ekstrem dan kesehatan dari musim kemarau ke musim hujan, dari udara panas menyengat berubah menjadi dingin den lembap. Saat pergantian musim terjadi, tubuh akan beradaptasi untuk menghadapi perubahan musim yang terjadi. Kondisi seperti inilah yang kemudian menimbulkan ketidaknyamanan dan membuat tubuh mudah terserang penyakit.
Musim pancaroba diawali hujan yang tidak merata. Namun di beberapa tempat masih tetap berdebu dan berudara panas. Debu dan kotoran yang masih di tempat yang panas ini mudah diterbangkan angin ke tempat lain. Debu inilah yang menjadi penyebab penyakit.
Di musim ekstrem ini, mereka yang tidak memiliki daya tahan tubuh kurang maksimal sangat rentan terinfeksi penyakit. Terdapat 3 kategori yang rentan terinfeksi penyakit di musim pancaroba ini yaitu golongan lansia di atas 70 tahun, anak-anak kecil, dan mereka yang memiliki penyakit kronis.
Berikut adalah beberapa penyakit yang muncul di karenakan cuaca ekstrem dan seringkali menyerang balita antara lain:
Influenza (Flu)
Penyakit ini paling sering muncul saat cuaca ekstrem. Virus ini menyerang pertahanan tubuh manusia. Bila kita tidak maksimal menjaga daya tahan tubuh balita dengan baik, penyakit ini mudah sekali menyerang. Meskipun penyakit ini tidak berbahaya namun tetap saja dapat mengganggu kenyamanan si kecil. Balita akan rewel sepanjang hari karena tubuhnya lesu, meriang, pilek atau batuk. Biasanya diawali dengan demam (bisa mencapai 39,9 derajat Celsius)
ISPA ( Infeksi Saluran Pernapasan Akut)
Penyakit Saluran Pernafasan merupakan salah satu penyakit yang biasa diderita balita di musim pancaroba ini. Penyakit ini didahului dengan demam (37,4 – 39,4 derajat Celsius) dan menyerang sistem pernapasan.
ISPA dibedakan menjadi dua, yaitu:
-Penyakit saluran pernapasan bagian atas.
Gejalanya lebih ringan seperti batuk pilek. Namun pada kasus tertentu gejala serius bisa saja terjadi yaitu demam yang agak tinggi (pada radang tenggorok) dan toksemia atau keracunan (pada difteri).
-Penyakit saluran pernapasan bagian bawah.
Gangguan pernapasan ini antara lain bronkopneumonia, yaitu radang paru-paru yang berasal dari cabang-cabang tenggorokan yang mengalami infeksi. Selain itu bronkioetitis, yaitu infeksi serius pada cabang terakhir saluran napas yang berdekatan dengan jaringan paru-paru.
Penyakit Saluran Cerna
Di musim ekstrem ini, penyakit saluran cerna, antara lain diare paling sering terjadi. Penyakit ini disebabkan kuman atau virus yang mencemari makanan dan minuman yang dikonsumsi balita. Penyakit ini ditandai dengan frekwensi buang air yang cair, mual dan muntah yang biasanya disertai demam, sakit kepala dan mulas-mulas. Yang dikhawatirkan adalah terjadi komplikasi diare seperti dehidrasi, yakni kekurangan cairan dan elektrolit yang bisa memicu kematian.
Demam Berdarah Dengue (DBD)
Virus DBD ini ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang berkembang biak di air jernih. Nyamuk ini biasanya bertelur pada genangan-genangan air hujan, seperti pada ban bekas, pot bunga ataupun pelepah pohon palem.
Asma
Perubahan cuaca ekstrem juga bisa memicu reaksi hipersensitivitas pada saluran napas. Akibat yang bisa terjadi adalah serangan sesak napas atau asma. Penyakit ini ditandai dengan napas yang berbunyi. Asma memang tidak bisa disembuhkan, namun bisa dikontrol agar tidak kambuh sekalipun pada musim pancaroba.
Gangguan Kulit
Di musim ini, gangguan kulit pada balita berupa alergi kulit juga sering terjadi. Penyebabnya, selain diakibatkan perubahan cuaca yang drastis, juga karena si kecil suka sekali bermain hujan-hujanan. Akibatnya kulitnya tercemar zat-zat tertentu yang membuatnya alergi.
Sakit Mata
Penyakit ini umumnya disebabkan sumber air yang tercemar yang dapat menimbulkan peradangan. Cuaca buruk karena banyaknya kuman akibat polusi bisa menjadi pemicu mata merah. Penyakit mata ini berawal dari mata berair, mata merah, kotoran mata berlebih disertai gatal.
Sumber: http://www.seputarduniawanita.com/2013/05/pengaruh-perubahan-cuaca-untuk-kesehatan.html