Pernahkah anda mengonsumsi kangkung? Bagaimana reaksi Anda setelah
mengonsumsi kangkung? Apakah benar setelah mengonsumsi kangkung Anda
akan mengantuk? Berikut ulasan lengkapnya.
Kangkung
menjadi sayuran yang populer di masyarakat Indonesia. Kangkung mudah
didapat, mudah diolah dan harganya relatif murah. Hal inilah yang
menjadikan kangkung sayuran favorit yang digunakan sebagai bahan masakan
keluarga masyarakat Indonesia. Tetapi ada satu hal tentang kangkung
yang menjadi perdebatan, yakni efek kantuk yang ditimbulkan setelah
makan kangkung. Apakah hal tersebut benar? Dan Bagaimana penjelasan
sebenarnya?
Belum ada penelitian ilmiah yang
dilakukan untuk meneliti keberanan tersebut. Hipotesis yang beredar saat
ini hanyalah tentang kandungan pada kangkung yang diduga menjadi
penyebab kantuk setelah mengonsumsinya. Kandungan kangkung yang diduga
dapat membuat seseorang menjadi rileks adalah senyawa triptofan.
Triptofan adalah protein yang digunakan untuk memproduksi serotonin pada tubuh. Serotonin adalah suatu neurotransmitter yang digunakan tubuh untuk memperlambat kerja saraf otak yang pada akhirnya membuat efek relaks pada tubuh.
Namun analisis lain menganggap bahwa
efek kantuk pada kangkung adalah efek kantuk secara alami yang dialami
manusia pada siang hari dan hal inilah yang menjadikan efek kantuk
setelah makan kangkung menjadi belum jelas.
Efek kantuk pada kangkung kemungkinan
merupakan suatu hal yang relatif, tidak semua orang mengalami efek yang
sama setelah mengonsumsi kangkung dalam porsi yang sama. Hal ini mungkin
juga terjadi pada kondisi ketika Anda mengonsumsi kopi. Untuk beberapa
orang efeknya begitu kuat hanya dengan mengonsumsi secangkir kopi, namun
tidak berlaku pada beberapa orang yang butuh lebih dari satu cangkir
kopi untuk mendapatkan efek kafein yang diinginkan.
Selain kangkung, ada beberapa makanan
lain yang juga dianggap memiliki efek kantuk setelah mengonsumsinya,
misalnya produk olahan susu seperti keju ataupun produk olahan kedelai
seperti susu kedelai, tahu atau kacang kedelai.